Sajak "Duhai Nabi"



Duhai Nabi,
Penghulu langit dan bumi,
Aku tak sanggup berdiri,
tak pantas kotoran ini
berhadapan denganmu
duhai manusia suci,
bahkan hanya sekedar menatapmu, terlebih dari sebuah mimpi.

Duhai Nabi,
seandainya kau disini,
aku sungguh malu,
tubuhku seakan layu,
lisanku kaku,
karena iman pada Rabb dan dirimu yg masih palsu.
aku terbuai oleh kelezatan yang semu,
sepeninggal dirimu,
sejak 1400 tahun yang lalu.

Duhai Nabi,
Aku gemar bermaksiat,
Aku lalai akan Syariat,
Aku masih tak mau taat.
karena hidupku masih dipenuhi dengan nikmat.

Setiap saat selalu ada nasehat,
dari penerusmu, para Auliya yang Istiqomah dan penuh dengan hikmah,
namun tak kunjung membuatku berubah.
aku hanya memikirkan diri,
sampai lupa bekal untuk kembali.

Duhai Nabi,
sungguh aku amatlah acuh,
seruan 5 waktu, tak pernah meresap kedalam kalbu, hingga enggan utk bertemu.
Panggilan Adzan kalah merdu dari lirih Wanita yg merayu.
Qur'an dan sabdamu terlihat lusuh,
tak pernah sekalipun kusentuh,
karna urusan dunia menyibukkanku.
cerita sejarahmu hnya menjadi dongeng yg tak laku, krna tak diajarkan di sekolah2 "Negara nganu itu" terlebih, datang ke Majelis Ilmu.

Duhai Nabi,
sungguh nuraniku telah lama mati,
aku masih makan nasi
sementara saudaraku di tembaki,
aku masih menikmati rasa senang
sementara saudaraku merasakan ketakutan dan kelaparan.

Padahal dirimu pernah berucap, "kau seperti satu tubuh, saudaramu merasakan sakit, kau pun akan sakit !!!".
tapi entah mengapa, narasi itu seakan hanya menjadi slogan kosong, persis seperti sejarah perjalanan hidupmu.

Duhai Nabi,
sampai detik ini,
perilakumu tak pernah ku tiru,
sebab ku takut terlihat kaku,
di abad 21.
kau kalah cantik dengan sihir tekhnologi dan juga materi,
kau tak terlihat menarik dari pertunjukan hiburan masa kini.

Tetapi duhai Nabi,
Izinkan aku untuk kembali,
menjunjung tinggi budi pekerti, berserah diri untuk mengabdi.
Sungguh,
Maafkan daku duhai Nabi.
tuntunlah dengan cinta,
untuk terus melanjutkan risalah semesta,
Sampai batas waktu datang untuk menyapa.
Maafkan Nabi, kami Manusia seribu prasangka.

Shollu Ala Nabi wa Ala Alihi Wa Sohbihi Wassalam.

Komentar

Postingan Populer