Sajak - Rasa Rindu

Dengan Menyebut Nama-mu Pemilik segala Perasaan.
Terima Kasih Untukmu dan para Kekasihmu.

Aku mengira aku telah lama usang, ditengah segala keputusasaan.
Berjalan yang entah tak tau kemana.
Tapi sejak Sore itu,
Aku menjadi gila.
Kegilaan ku semakin tak tentu arah,
Diluar dari nalar berfikirku hari itu.
Seakan sorot mata di alam raya
Hanya tertuju padaku.

Aku ingin bercerita tentang kisah yang saat itu sejenak datang, namun tak kunjung pernah menghilang.
Ia selalu menghiasi dalam sejuta ingatanku.
Dimana pun,
Dan sampai kapanpun.

Namun yang pasti,
Ia tak menjadi sejarah yang akan aku torehkan dalam buku.
Karena ia adalah anugerah dari segala sumber anugrah.
Sungguh itu adalah engkau,
Engkau, Sang "Rembulan".

Aku hanya ingin berkata,
Rembulan tetaplah menjadi rembulan.
Indah tak ada cela.
Permata dalam gelap gulita.
Hanya awan dan hujan yang menutupi nya.

Wahai Rembulan.
Terimakasih atas hadirmu,
Yang amat begitu teduh,
Mendayu.
Dan Sendu.
Kau tetap seirama dengan Angin sahabat setiamu.
Sungguh
Karnamu.
Yang membuatku Haru.
Dan penuh Rindu.

~ Ini Bukan Cerita Cinta, Tapi Cerita Tentang "Rindu".

Komentar

Postingan Populer