Sajak "Rinduku Padamu"
Alhamdulillah, diam bersuara, berkisah melalui secercah doa,
Semua menjadi cerita dibalik senja,
Di malam hari raya.
Pelik kisah manusia,
Diceritakan sehabis waktu isya.
Dari sisa-sisa usahanya mulai pagi buta, hingga malam tiba.
Nurani berbisik dengan denyut Nadi yang tak seirama,
Hari ini telah usang segala kepahitan yang ada,
Ketidakseimbangan yang tercipta,
Keadaan yang belum serba ada.
Bersyukur.
Alhamdulillah, setidaknya aku sudah berusaha,
Mencari makna dari gemerlapnya dunia.
Jemari kaki yang tak lelah berjalan mencari makna,
Setiap detik dari tangga kehidupan,
Elok dan penuh kasih,
Keruh yang tercemari.
Keberagaman yang murni.
Ikhlas mencari dalam jalan setapak ini.
Alhamdulillah.
Teriring kasih, Kuhaturkan kepada mu,
Junjungan Makhluk suci. Utusan Siang Ilahi. Yang indah bentuk rupanya,
Duhai segala gelap gulita,
Menjadi terang karena luhur pribadinya.
Matanya yang jelita,
Tutur katanya yang penuh dengan keindahan doa.
Karena nya, Semesta menjadi sempurna,
Dari Rahmat yang Maha kuasa.
Duhai engkau.
Pemimpin dua Alam,
Wajahku tersipu malu,
Serasa tak pantas memandangmu,
Setiap detik langkahku,
Berpijak dari setiap hulu.
Tampak jelas tersirat,
Hanya kesombongan dari sikapku,
Arogansiku, Kekufuranku, Kefasikanku.
Hatiku yg selalu mengacuhkan akan dirimu,
Sungguh, sudikah kiranya,
Sedikit, Kau tenggok diriku, Diriku, Diriku,
Yang masih tersesat dalam kefanaan eksistensi ku.
Seakan hanya mementingkan ego dan hasrat nafsu syahwatku.
Duhai engkau sang cahaya fajar,
Alangkah Maafkan aku,
Jikalau manifestasi keindahanmu,
Tak jua mentransformasi ke dalam hati ini,
Sungguh tak ada kata baik
Diantara orang-orang yang baik.
Dalam sunyi maupun dalam keramaian.
Namun, dalam harap cemasku,
Semoga,
Serarik kata ini, hanya bisa mengobati ku, dalam dekapan dahsyat rinduku padamu.
Dari ku, Umat mu yang sedang merindu.
Sholawat teriring kasih
Kuhaturkan selalu,
Untukmu.
Keluargamu,
Para Sahabatmu.
Dan orang-orang terbaikmu.
Duhai.
Engkau,
Kanjeng Nabi.
ﺁﻟﻠّﻬُﻢَ ﺻَﻠّﯿﮱِْ ﻋَﻠﮱِ ﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤّﺪْ ﻭَ ﻋَﻠﮱ ﺁﻝِﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ
Semua menjadi cerita dibalik senja,
Di malam hari raya.
Pelik kisah manusia,
Diceritakan sehabis waktu isya.
Dari sisa-sisa usahanya mulai pagi buta, hingga malam tiba.
Nurani berbisik dengan denyut Nadi yang tak seirama,
Hari ini telah usang segala kepahitan yang ada,
Ketidakseimbangan yang tercipta,
Keadaan yang belum serba ada.
Bersyukur.
Alhamdulillah, setidaknya aku sudah berusaha,
Mencari makna dari gemerlapnya dunia.
Jemari kaki yang tak lelah berjalan mencari makna,
Setiap detik dari tangga kehidupan,
Elok dan penuh kasih,
Keruh yang tercemari.
Keberagaman yang murni.
Ikhlas mencari dalam jalan setapak ini.
Alhamdulillah.
Teriring kasih, Kuhaturkan kepada mu,
Junjungan Makhluk suci. Utusan Siang Ilahi. Yang indah bentuk rupanya,
Duhai segala gelap gulita,
Menjadi terang karena luhur pribadinya.
Matanya yang jelita,
Tutur katanya yang penuh dengan keindahan doa.
Karena nya, Semesta menjadi sempurna,
Dari Rahmat yang Maha kuasa.
Duhai engkau.
Pemimpin dua Alam,
Wajahku tersipu malu,
Serasa tak pantas memandangmu,
Setiap detik langkahku,
Berpijak dari setiap hulu.
Tampak jelas tersirat,
Hanya kesombongan dari sikapku,
Arogansiku, Kekufuranku, Kefasikanku.
Hatiku yg selalu mengacuhkan akan dirimu,
Sungguh, sudikah kiranya,
Sedikit, Kau tenggok diriku, Diriku, Diriku,
Yang masih tersesat dalam kefanaan eksistensi ku.
Seakan hanya mementingkan ego dan hasrat nafsu syahwatku.
Duhai engkau sang cahaya fajar,
Alangkah Maafkan aku,
Jikalau manifestasi keindahanmu,
Tak jua mentransformasi ke dalam hati ini,
Sungguh tak ada kata baik
Diantara orang-orang yang baik.
Dalam sunyi maupun dalam keramaian.
Namun, dalam harap cemasku,
Semoga,
Serarik kata ini, hanya bisa mengobati ku, dalam dekapan dahsyat rinduku padamu.
Dari ku, Umat mu yang sedang merindu.
Sholawat teriring kasih
Kuhaturkan selalu,
Untukmu.
Keluargamu,
Para Sahabatmu.
Dan orang-orang terbaikmu.
Duhai.
Engkau,
Kanjeng Nabi.
ﺁﻟﻠّﻬُﻢَ ﺻَﻠّﯿﮱِْ ﻋَﻠﮱِ ﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤّﺪْ ﻭَ ﻋَﻠﮱ ﺁﻝِﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ
Komentar
Posting Komentar